Tuesday, December 28, 2010

Cara mendapatkan domain dot com gratisan melalui Free Domain Box

Free Domain Box hampir sama dengan dengan Hyperwebenable, cuma yang membuat berbeda adalah misi untuk mendapatkan domain dot com nya berbeda. Di Free Domain Box tidak hanya tersedia dot com saja, tetapi juga tersedia  :

  • www.mydomainname.com
  • www.mydomainname.net
  • www.mydomainname.org
  • www.mydomainname.us
  • www.mydomainname.biz
  • www.mydomainname.name
  • www.mydomainname.info
  • www.mydomainname.mobi
  • www.mydomainname.cn
lebih banyak dari Hyperwebenable kan ???
nah, saya akan berbagi cara-cara mendapatkan domain gratis dari Free Domain Box .Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mendapatkan domain-domain seperti yang diatas secara gratis :
1. masuk ke Free Domain Box atau klik disini
2. lalu cari menu sign up
3. kemudian isi formulir dengan lengkap, dan kemudian sign up for account.
4. setelah itu cek inbox email anda
5. kemudian login melalui link tersebut .
6. klik Refer Other People.
7. selanjutnya tinggal sebarkan dan ajak temen-temen anda untuk mendaftar melalui link referal anda.
8. cari sebanyak 7 orang untuk mendaftar melalui link referal anda , 1 orang yang sobat ajak berarti anda mendapatkan 1 poin dan jika 7 orang berarti 7 poin.
9. setelah sobat telah berhasil mengumpulkan 7 poin silakan klik REQUEST free domain name . untuk merequest domainnya.

sekian dari  Cara mendapatkan domain dot com gratisan melalui Free Domain Box semoga nermanfaat.
Sumber:http://freedownload7.blogspot.com

Saturday, December 25, 2010

Tunjangan Proferi Guru Tahun 2010 (yang belum terealisasi)

Berkenaan dengan Tunjangan Profesi Guru Tahun 2010 yang belum terealisasikan. Tentunya hal ini bisa menjadi permasalahan terutama para pendidikan yang ada di daerah. Maka dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional mengeluarkan surat pemberitahun tentang tata cara penyalurannya. Untuk lebih jelasnya silahkan download disini.

Pendidikan Bermutu di tengah Pentas Budaya Instan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

Zaman sudah berubah. Semua orang maunya serba cepat. Jadinya, cenderung mengabaikan proses tapi ingin segera mendapat hasil. Apalagi di negara dengan etos kerja rendah seperti Indonesia. Akibatnya, budaya instan mulai masuk ke setiap kehidupan kita. Hidup di zaman modern seperti sekarang ini segala sesuatu dapat kita dapatkan dengan mudah, praktis dan cepat. Kemajuan teknologi telah memanjakan kita. Mau ngobrol dengan rekan atau saudara yang bermukim di belahan dunia lain, tinggal angkat telepon atau buka internet. Ingin belanja atau makan di restoran tapi malas keluar, tinggal pesan lewat telepon atau beli lewat situs. Mau transaksi —transfer uang, bayar listrik, kartu kredit, beli pulsa— tidak perlu susah-susah ke bank atau ATM. Semua bisa dilakukan lewat handphone. Bagi cewek-cewek yang ingin rambut panjang tidak perlu harus menunggu sampai berbulan-bulan. Cukup tunggu ½ jam saja dengan teknik hair extension, rambut bisa panjang sesuai keinginan.

Maklum, orang makin sibuk. Malas direpotkan dengan hal-hal ribet. Maunya serba instan. Salahkah itu?, selama masih mengikuti hukum alam, serba instan itu sah-sah saja. “Hidup yang baik dan sukses adalah hidup yang sesuai dengan proses alam”. Sampai level tertentu teknologi bisa kita pakai untuk mempercepat hal-hal yang bisa dipercepat sesuai hukum alam. Kemajuan teknologi dan tuntutan zaman, memungkinkan kita mendapatkan sesuatu serba cepat. Tetapi tidak asal cepat. Kualitas harus tetap terjaga. “Padi 100 hari baru panen itu bagus”. Tapi ingat itu ada yang bisa dipercepat. Mestinya, hasilnya harus lebih baik. Jadi, cepat, baik dan bermutu harus berlangsung bersama.

Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Mendapatkan sesuatu dengan mudah membuat orang enggan bersusah payah. Tak mau melewati proses. Alias malas. Yang penting cepat !. Bermutu atau tidak, itu urusan nanti. Berorientasi hanya pada hasil. Proses tidak penting. Parahnya, “virus” itu sudah menyebar ke berbagai aspek kehidupan. Ingin sukses dengan cara instan. Jadilah, banyak orang korupsi, punya gelar palsu, beli skripsi, ijazah aspal, asal lulus, cepat kaya lewat penggandaan uang dan lain sebagainya. Kalau memang berat, membosankan dan ketinggalan zaman mengapa kita harus bermutu? Kalau ada cara cepat yang memberi hasil, mengapa tidak dicoba?. Lebih lanjut, sekarang ini sudah terjadi pergeseran nilai di masyarakat. Orang makin individualis dan cenderung melecehkan hak orang lain. Untuk mengejar kesuksesannya, orang tak ragu-ragu mengorbankan orang lain.

Pendidikan Cenderung Dibisniskan.

Munculnya berbagai cara yang mengarah pada pelanggaran etika akademik yang dilakukan perguruan tinggi kita untuk memenangkan persaingan, menunjukkan bahwa pendidikan kini cenderung dipakai sebagai ajang bisnis. Pola promosi yang memberikan kemudahan dan iming-iming hadiah merupakan suatu gambaran bahwa perguruan tinggi tersebut tidak ada inovasi dalam hal kualitas pendidikan. Kecenderungan tersebut akan menghancurkan dunia pendidikan, karena akhirnya masyarakat bukan kuliah untuk meningkatkan kualitas diri, melainkan hanya mengejar gelar untuk prestise. Kondisi pendidikan tinggi saat ini cukup memprihatinkan. Ada PTS yang mengabaikan proses pendidikan. Bahkan ada PTS yang hanya menjadi mesin pencetak uang, bukan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal Ini yang membuat persaingan menjadi semakin tidak sehat.

Produk lulusan perguruan tinggi yang proses pendidikannya asal-asalan dan bahkan akal-akalan, juga cenderung menghalalkan segala cara untuk merekrut calon mahasiswa sebanyak-banyaknya, dengan promosi yang terkadang menjebak dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan. Apakah ini gambaran pendidikan berkualitas ?. Bahkan ada beberapa PTS di Jakarta yang memainkan range nilai untuk meluluskan mahasiswanya, karena mereka takut, ketika selesai ujian akhir (UTS/UAS) banyak mahasiswanya yang tidak lulus alias IP/IPK nasakom. Sehingga mereka lulus dengan angka pas-pasan yang sebenarnya mahasiswa tersebut tidak lulus. Dalam hal ini semua pihak harus melakukan introspeksi untuk bisa memberi pelayanan pendidikan yang berkualitas. Kopertis, harus bersikap tegas menindak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang melanggar dan mensosialisasikan aturan yang tak boleh dilanggar oleh PTS. Pengelola perguruan tinggi juga harus menghentikan semua langkah yang melanggar aturan. Kunci pengawasan itu ada secara bertahap di tangan Ketua Program Studi, Direktur, Dekan, Rektor dan Ketua Yayasan.

Tantangan Lulusan Sarjana di Era Informasi.

Ketika para sarjana memadati berbagai arena bursa kerja untuk menawarkan ilmu dan ijazah mereka, iklan-iklan penerimaan mahasiswa baru juga nyaris memenuhi halaman-halaman surat kabar. Dua fenomena tersebut ironis. Promosi Perguruan Tinggi untuk menjaring calon mahasiswa sama "gencarnya" dengan peningkatan pengangguran lulusan. Di sisi lain, perlu diajukan pertanyaan, kualifikasi apakah sebenarnya yang disyaratkan oleh para pencari tenaga kerja lulusan sarjana Perguruan Tinggi ini ?

Jawaban yang diperoleh para peneliti umumnya adalah campuran kualitas personal dan prestasi akademik. Tetapi pencari tenaga kerja tidak pernah mengonkretkan, misalnya, seberapa besar spesialisasi mereka mengharapkan suatu program studi di Perguruan Tinggi. Kualifikasi seperti memiliki kemampuan numerik, problem-solving dan komunikatif sering merupakan prediksi para pengelola Perguruan Tinggi daripada pernyataan eksplisit para pencari tenaga kerja. Hasil survei menunjukkan perubahan keinginan para pencari tenaga kerja tersebut adalah dalam hal kualifikasi lulusan Perguruan Tinggi yang mereka syaratkan.

Tidak setiap persyaratan kualifikasi yang dimuat di iklan lowongan kerja sama penting nilainya bagi para pencari tenaga kerja. Dalam prakteknya, kualifikasi yang dinyatakan sebagai "paling dicari" oleh para pencari tenaga kerja juga tidak selalu menjadi kualifikasi yang "paling menentukan" diterima atau tidaknya seorang lulusan sarjana dalam suatu pekerjaan.

Yang menarik, tiga kualifikasi kategori kompetensi personal, yaitu kejujuran, tanggung jawab, dan inisiatif, menjadi kualifikasi yang paling penting, paling dicari, dan paling menentukan dalam proses rekrutmen. Kompetensi interpersonal, seperti mampu bekerja sama dan fleksibel, dipandang paling dicari dan paling menentukan. Namun, meskipun sering dicantumkan di dalam iklan lowongan kerja, indeks prestasi kumulatif (IPK) sebagai salah satu indikator keunggulan akademik tidak termasuk yang paling penting, paling dicari, ataupun paling menentukan.

Di sisi lain, reputasi institusi Pendidikan Tinggi yang antara lain diukur dengan status akreditasi program studi sama sekali tidak termasuk dalam daftar kualifikasi yang paling penting, paling dicari, ataupun paling menentukan proses rekrutmen lulusan sarjana oleh para pencari tenaga kerja.

Ada kecenderungan para pencari tenaga kerja "mengabaikan" bidang studi lulusan sarjana Dalam sebuah wawancara, seorang kepala HRD sebuah bank di Cirebon menegaskan, kesesuaian kualitas personal dengan sifat-sifat suatu bidang pekerjaan lebih menentukan diterima atau tidaknya seorang lulusan Perguruan Tinggi. Misalnya, posisi sebagai kasir bank menuntut kecepatan, kecekatan, dan ketepatan. Maka, lulusan sarnaja dengan kualitas ini punya peluang besar untuk diterima meskipun latar belakang bidang pendidikannya tidak sesuai. Kepala HRD itu mengatakan, "Saya pernah menerima Sarjana Pertanian dari Bogor sebagai kasir di bank kami dan menolak Sarjana Ekonomi manajemen dari Bandung yang IPK-nya sangat bagus."

Kualifikasi-kualifikasi yang disyaratkan dunia kerja tersebut penting diperhatikan oleh pengelola Perguruan Tinggi untuk mengatasi tidak nyambung-nya antara Perguruan Tinggi dengan dunia kerja dan pengangguran lulusan. Jika pembenahan sistem seleksi mahasiswa baru dimaksudkan untuk menyaring mahasiswa sesuai kompetensi dasarnya, perhatian pada kualifikasi yang dituntut pasar kerja dimaksudkan sebagai patokan proses pengolahan kompetensi dasar tersebut. Untuk itu semua, kerja sama Perguruan Tinggi dan dunia kerja adalah perlu.
Sumber: http://artikel.total.or.id

Nasionalisme Sepakbola, Pertarungan Simbolik

Publik mengakui, tidak diragukan lagi bahwa salah satu kekuatan pendorong tersembunyi di balik pertarungan final Piala AFF 2010, Indonesia melawan Malaysia, adalah semacam nasionalisme yang menyala-nyala. Sepak bola menjadi katarsis sosial-politik warga yang kian galau dengan reformasi 10 tahun ini.
Mantan Rektor UIN Jakarta Prof Azyumardi Azra menilai, bagi warga Indonesia, tumpukan emosi, sentimen, kemarahan dan rasa frustrasi itu tidak hanya terkait dengan kasus-kasus menyangkut Malaysia, tetapi juga realitas domestik, baik berkenaan langsung dengan sepak bola maupun dengan realitas ekonomi dan sosial-politik.
Karena itu, publik mencatat, meski Tim Nasional Indonesia selalu menang dalam tiga pertandingan penyisihan dan dua kali semifinal di Gelora Bung Karno, Senayan, teriakan-teriakan yang menghujat pengurus PSSI tetap saja muncul.
“Inilah sebuah katarsis. Walaupun katarsis yang lebih langsung terkait dengan politik nasional tidak muncul terbuka,” ungkap Azyumardi yang juga pemerhati bola.
Hanya saja, sepak bola dan para pendukungnya hanya menyisakan sedikit ruang untuk meletupkan sentimen, emosi dan kemarahan menjadi katarsis semaunya.
Tentu saja, semua tak ingin ada pengungkapan katarsis secara sembrono karena mengandung risiko sangat besar, khususnya terhadap dunia persepakbolaan Indonesia, yang kini sudah terlihat kembali menjanjikan.
Tantangan bagi para pendukung Tim Nasional Indonesia hari-hari ini adalah mengungkapkan katarsis secara relatif bebas, tetapi tetap dengan tidak melakukan pelanggaran serius terhadap norma-norma etik dan keadaban publik.
Dalam kaitan ini, Manajer tim nasional Indonesia Andi Darussalam Tabussala menyatakan, baginya, laga nanti akan sangat menarik karena kedua tim sangat mempersiapkan strategi masing-masing.
Setelah pertemuan di fase grup, kedua timnas yang saling bersaing itu bakal tahu bagaimana gaya bermain lawannya. “Kita bisa mengharapkan pertandingan seru tersebut,” kata Andi Tabussala.
Sebagai katarsis sosial-politik, para penonton sepakbola tentu diharapkan tidak menjadi holigan, perusuh, yang bisa menyulut keresahan publik. Apapun hasil pertandingan Indonesia-Malaysia itu, nasionalisme dan keadaban diuji.
Maka, menyaksikan laga bola Malaysia-Indonesia, sebaiknya kita tak boleh panik kalau kalah, dan tak perlu euforia berlebihan kalau menang. [mdr]
sumber: inilah.com

Sunday, December 19, 2010

Kembalikan file mu yang hilang...

Suatu hari atasan saya meminta laporan bulanan. Tanpa basa-basi dan dengan PD-nya saya bilang ya pak setelah ini saya cetak filenya. Ternyata, file yang mau saya cetak itu hilang entah kemana larinya. akhirnya saya coba pergi ke mbah dukun eh salah kamsudnya ke mbah google akhirnya saya menemukan software yang dapat mengembalikan file kita yang terhapus/hilang baik disengaja maupun tidak disengaja. penasaran, donwload aja disini.

Percepat proses copy file dengan .......

Satu lagi software untuk mempercepat proses copy file. Selama ini, mungkin proses copy file cenderung lambat dan menjengkelkan. Apalagi file yang akan kita copy memiliki ukuran yang lumayan besar wah jadi semelekte. Penasaran, dan pingin dapetin software-nya. coba aja download software disini !

Tips Perawatan Hardisk

Bagi kamu yang punya komputer trus kerjanya mulai lambat dan menyebalkan, waspadalah !...
Ada beberapa kemungkinan penyebabnya:
1. kena virus
2. terlalu banyak aplikasi/program
3. hardware yang perlu di cek (processor, memory, hardisk,dll)

Kali ini, saya hanya bisa menjelaskan penyebab komputer lemot/lambat dari hardware-nya, terutama hardisk. Sekedar info, untuk mengecek kerusakan/bad pada hardisk sekaligus merawatnya, silahkan download softwarenya disini !

Software Prediksi Jenis Kelamin Bayi (ha..ha..ada..ada..aja.)

Bagi bapak/ibu yang mau punya momongan atau saudara, teman yang mau melahirkan. Biasanya bingung dan H2C (harap-harap cemas) menunggu kelahiran anaknya. Apalagi yang sudah bermimpi pingin anak laki-laki atau perempuan. Jangan kuatir, disini saya akan memperkenalkan software untuk memprediksi jenis kelamin bayi. Dengan metode dari berbagai negara mulai dari china, jepang dilihat dari tanggal lahir ibu-bapaknya. Penasaran, download aja softwarenya disini !

Koreksi nilai dengan scanner (enak kali....)

Sekarang musim-musimnya ujian. Mulai dari ujian mid semester, semester bahkan Try Out untuk kelas atas dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) pun sudah banyak dilaksanakan di sekolah-sekolah. Tentunya para guru bekerja ekstra keras dan super sibuk mulai dari membuat soal sampai pada pekerjaan yang membosankan yakni koreksi. Disini saya memperkenalkan software periksa nilai yang di publikasikan dari situs www.invir.com yang sudah barang tentu sangat membantu para guru untuk koreksi nilai. Tidak hanya itu software ini selain sebagai pemeriksa nilai juga termasuk bisa dihasilkan analisis soalnya secara otomatis. jadi lengkap deh, tunggu apa lagi silahkan download aja softwarenya disini !

Berapa kali lompat hayoo...


BILA ADA SEEKOR KODOK MAU MENYEBERANGI SUNGAI YANG LEBARNYA 3 METER, SEDANG JARAK KODOK ITU SEKALI MELOMPAT CUMA 1 METER. NAH, BERAPA KALI KODOK ITU HARUS LOMPAT BIAR NYAMPE DI SEBERANG SUNGAI?

...................


GA TAU YA???
YA SEKALI AJA CUKUP LAH, TRUS TINGGAL BERENANG DECH MPE KE SEBERANG. YA GA....

Sumber: www.ketawaketiwi.com

Segitiga Sama Kaki


Menggambar segitiga sama kaki

Guru :Pendi, coba gambarkan segitiga siku-siku!
Pendi : menuju papan tulis dan menggambar dengan benar
Guru : bagus, anak pintar. sekarang Didik, coba gambarkan segitiga lancip.
Didik : menggambar dengan benar
Guru : anak cerdas. kita beri tepuk tangan. sekarang giliran Dikan, coba Dikan, coba gambarkan segitiga sama kaki!
Dikan : maaf pak guru, Dikan biasanya menggambar segitiga sama tangan, bukan sama kaki.jangan sulit-sulit pak memberi tugas!
Guru : ?????
Sumber: www.ketawaketiwi.com

Nilai 100


"Mama, Mama, hari ini aku dapat seratus di Sekolah," kata Yudi kepada mamanya.

"Nah gitu donk ... itu baru namanya anak Mama yang jagoan ....
Pelajaran apa sih kok kamu bisa dapat nilai seratus?" Tanya ibunya.

"Matematika 50, Bahasa 30, dan Sejarah 20."

Kebodohan adalah kesukaan bagi yang tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai berjalan lurus. (Amsal 15:21)

Sumber: The Treasury of Clean Church Jokes, p.37.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger